Posted by: jamaldrahmanhorison | May 18, 2008

ISLAM, MADURA, DAN KESENIAN

Kembang, kembang malatè
Ètamena è Kebunagung
Rassana beda sè gaggar

Duh Paman
kembheng ponapa

Duh Paman, duh Paman, duh Paman
kembheng ponapa

Yâ Robbi ya Rahmân, anta munzilul-Qur’ân
Ihamnâ jamî`an wa ‘r-zuqnâ wâsi`an

Lahir dari keluarga guru agama (Islam) dan tumbuh di lingkungan pesantren di Madura, saya menyukai kesenian tradisi Madura sejak kecil. Di awal tahun 1970-an, ketika usia saya kira-kira 5 tahun, saya suka sekali nonton ludruk, topeng, dan tandha’, misalnya. Sementara pertunjukan tandha’ biasanya diadakan dalam pesta perkawinan, pertunjukan ludruk dan topeng dulu sering diadakan di Lapangan Sepakat Lenteng Timur, Sumenep, tidak jauh dari rumah orangtua saya. Pertunjukan itu biasanya berkarcis. Sekeliling lapangan ditutup dengan saksak (rajutan bambu berukuran kira-kira 80 cm x 2,5 m untuk menjemur tembakau) setinggi kira-kira 2,5 meter. Karcis bisa dibeli di loket-loket yang tersedia. Tentu, hanya orang yang memiliki karcis yang boleh memasuki lapangan. Orang di luar lapangan tidak bisa menyaksikan pertunjukan, meskipun tentu saja bisa mendengarkannya karena setiap pertunjukan pastilah menggunakan pengeras suara. Ada kalanya pertunjukan kesenian diadakan juga di tempat-tempat lain di sekitar desa, yang bisa saya tempuh cukup dengan jalan kaki.
Read More…

Posted by: jamaldrahmanhorison | May 18, 2008

Surat untuk Presiden

Kepada Yth.

Presiden Republik Indonesia

Di Jakarta

Bapak Presiden yang terhormat, selamat tahun baru 2008. Sebagaimana biasa, setiap kali kita membuka kalender baru, kita selalu punya harapan baru. Demikianlah kita pun berharap, hal-hal yang belum diselesaikan tahun lalu, bisa diselesaikan tahun ini; hal-hal yang terabaikan di masa silam, akan kita perhatikan tahun ini; hal-hal yang terlupa di masa lalu, akan kita ingat kembali tahun ini. Maka, kita berharap tahun baru ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Amien.

Melalui surat ini, izinkan saya menyampaikan informasi perihal bahasa dan sastra dalam hubungannya dengan negara lain, yang saya terima dari Bertold Damshauser, dosen sastra Indonesia pada Universitas Bonn, Jerman (saya sangat berterima kasih kepada Bertold Damshauser atas informasi ini). Maksud saya sesungguhnya adalah menyampaikan informasi ini kepada khalayak, dengan harapan ada di antara mereka yang terketuk dan terdorong untuk memainkan peranan di dalamnya. Sebenarnya saya terlambat mendengarnya. Tapi informasi itu mengejutkan. Mengingat informasi tersebut pada hemat saya sangat penting, dan saya menduga kuat tak banyak khalayak yang tahu, tanpa bermaksud mendahului Bapak, sekali lagi izinkan saya menyampaikannya kepada khalayak umum.

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 28 Oktober 1996. Dan tanggal itu tampaknya bukan kebetulan.

Read More…

Posted by: jamaldrahmanhorison | May 18, 2008

Rubaiyat Matahari

1

dengan bismilah berdarah di rahim sunyi
kueja namamu di rubaiyat matahari
kau dengar aku menangis sepanjang hari
karena dari november-desember selalu lahir januari
Read More…

Categories